MANUSIA DAN
CINTA KASIH
Disusun oleh :
1.
30418409 Akhmad Badawi
2.
30418513 Alga Dwi
Prakoso
3.
31418344 Bahrul Fahmi Jauharul Fauzi
4.
31418421 Biki Febri Nugroho
5.
33418003 Hafizah
Nurahmawati
6.
33418707 Kori Nurlifah
7.
35418066 Nabila Larasati
8.
37418719 Radika Albiansyah
Fakultas :
Teknologi Industri
Jurusan :
Teknik Industri
Kelas : 1ID11
Kelas : 1ID11
Mata
Kuliah :
Ilmu Budaya
Dasar
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2018/2019
────────────────────────────────────────────────
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul
“MANUSIA DAN CINTA KASIH”
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya dan juga kami berterima kasih pada Ibu Diah Nur Indah Sari, SIKom selaku dosen mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai pengertian cinta kasih dan kasih sayang serta hubungan
manusia dengan
cinta kasih.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang
telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan
datang.
Penyusun
────────────────────────────────────────────────────
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
1.3.Tujuan Masalah........................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
.................................................................................................. 5
2.1. Pengertian Cinta Kasih .............................................................................................. 5
2.2. Pengertian Kasih
Sayang ........................................................................................... 5
2.3. Kemesraan.................................................................................................................. 7
2.4. Pemujaan.................................................................................................................... 8
2.5. Belas Kasihan............................................................................................................. 9
2.6. Manusia dan Cinta Kasih ........................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
3.2. Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................
13
────────────────────────────────────────────────────
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dimuka
bumi ini Tuhan menciptakan berbagai macam makhluk hidup salah satunya
adalah manusia. Manusia sebagai salah satu ciptaan tuhan
yang maha esa. Manusia
ditugaskan sebagai pemimpin untuk mengatur isi muka bumi ini. Manusia
diberikan oleh tuhan akal pikiran, perasaan yang
tidak di miliki
makhluk hidup lainnya. Manusia terdiri dari berbagai
macam organ salah satunya hati.
Hati merupakan organ manusia yang berhubungan langsung dengan perasaan- perasaan itu adalah yang tidak berwujud namum dapat dirasakan perasaan
itu ada seneng, sedih,
dan
marah bahkan sangat berkaitan dengan cinta dan kasih. Bagi manusia
hati lebih nyata dibandingkan apa yang
dipikirkan, hati lebih bisa menjawab semuanya dengan kata lain “hati
tidak pernah bohong”. Cinta
merupakan hal yang sangat menarik dalam hidup seseorang.
Namun sekarang
bagi manusia pada umumnya masih bingung
apa arti cinta itu sendiri. Dari
jaman dulu sampai sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak dibatasi secara jelas dengan makna yang
luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian cinta kasih ?
2.
Apakah pengertian kasih sayang ?
3.
Apakah pengertian kemesraan dan pemujaan?
4.
Apakah pengertian belas kasihan
?
5.
Bagimanakah hubungan manusia dengan cinta kasih ?
1.3. Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui pengertian cinta kasih.
2.
Untuk mengetahui pengertian kasih sayang.
3.
Untuk mengetahui pengertian kemesraan
dan pemujaan.
4.
Untuk mengetahui pengertian belas kasihan.
5.
Untuk mengetahui bagimanakah hubungan manusia dengan cinta kasih.
────────────────────────────────────────────────────
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Cinta Kasih
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminta, cinta
adalah rasa sangat suka (kepada) atau
rasa
sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga
kata
kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang
hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada
orang atau yang
dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih
dapat
diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling
tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta
selalu menyertakan unsur-unsur
dasar
tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab,
perhatian, dan pengenalan.
Secara
sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab
yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan
kebahagiaan.
2.2. Pengertian Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum
bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada
seseorang.
Dalam berumah tangga kasih sayang
merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan
pertumbuhan dari
cinta.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling
percaya, saling pengertian, saling terbuka,
sehingga
keduannya merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan
kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang
adanya berbagai macam-cinta yang dapat di
uraikan sebagai berikut :
a.
Cinta
Terhadap Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat
memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang
manusia kepada Allah akan membuat cinta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan
dan menundukkan semua
bentuk cinta yang lain.
b.
Cinta Diri Sendiri
Secara
alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang menafsirkan cinta
diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri
ini bernilai negatif. Namun apabila
diartikan bahwa
cinta
diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian
cinta
terhadap dirinya
tidak harus
dihilangkan tetapi harus
berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik.
c.
Cinta
Erotis
Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini
merupakan sifat eksklusif (khusus)
yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal
itu dikarenakan cinta
dan nafsu
tersebut letaknya tidak berbeda
jauh. Disi lain Cinta erotis
jika didasari dengan cinta
ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam
melestarikan keturunan dalam ikatan yang sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak
didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan akal
pikiran sehingga yang ada hanya nafsu
birahi didalamnya akan timbul rasa
ketidak puasan
bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau ke tempat pelacuran
yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang ada hanya
nafsu birahi berhubungan badan saja,
dengan uang sebagai bayarannya.
d.
Cinta Keibuaan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri.
Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang
dan
naluri alami seorang
ibu.
Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
e.
Cinta
Sesama Manusia
(Persaudaraan)
Cinta kepada sesama manusia
atau persaudaraan itu merupakan watak manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti karena seseorang
itu membela, menyetujui, mendukung
dan berguna, bagi dirinya, melainkan
dating dari hati
nuraninya yang
ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan
seseorang
mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendirian (manusia
sebagai makhluk sosial) dan sudah merupakan suatu
kewajiban.
2.3. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan
berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan,
keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu :
1. Kemesraan dalam
Tingkat Remaja, terjadi
dalam masa puber. Pubertas yaitu dimana
masa remaja memiliki
kematangan organ kelamin
yang menyebabkan dorongan
seksualitasnya kuat.
2. Kemesraan dalam Rumah
Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam
perkawinan. Biasanya pada tahun tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat
terasa, namun bila sudah agak lama
biasanya semakin berkurang.
3. Kemesraan Manusia
Usia Lanjut,
kemesraan juga dapat diteruskan dalam masa manusia usia lanjut (manula). Pandangan lama mengatakan, bahwa kalau manusia sudah usia lanjut, sudah menjadi kakek dan nenek tidak pantas lagi untuk bermesraan. Kemesraan bagi manula dapat diwujudkan dalam makan, duduk,
jalan-jalan, menonton televisi atau membaca kora bersama-sama.
2.4. Pemujaan
Pemujaan berasal dari kata puja.
Menurut kamus umum bahasa indonesia karya W.J.S.
Poerwadarminta, kata puja bearti penghormatan atau memuja dewa-dewa atau berhala.
Dalam perkembangannya pujaan dapat ditujukan kepada orang yang
dicintai, pahlawan yang diagungkan
dan Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam pujaan terkandung pengertian bukan sekedar dipuja, tetapi juga disucikan.
Pujaan terhadap orang yang dicintainya diwujudkan dalam personafikasi dan kata-kata yang indah, misalnya diibaratkan sebagai bunga
mawar merah atau melati putih.Selain dengan
pujaan hati, pujaan juga diberikan kepada para pahlawan. Begitu dalamnya pemujaan terhadap pahlawan, terutama pahlawan yang
gagah berani dan gugur untuk nusa dan bangsanya,
sehingga ia diabdikan dalam buku sejarah ataupun lagu.
Pemujaan kepada tuhan adalah perwujudan
cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan
manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan
pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makan kehidupan yang
sebenarnya. Penyebab
hal itu terjadi karena Tuhan pencipta alam semesta. Seperti
dalam Surat Al-Furqan ayat 59-60 yang
menyatakan: “Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara keduanya dalam enam rangkaian massa, kemudian Dia
bertahta di atas singgasana-Nya. Dia
Maha
Pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui”.
Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan kepada mereka, Sujudlah kepada Tuhan Yang
Maha Pengasih”.
a.
Cara pemujaan
Dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai cara
pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Sembah yang
di rumah, di masjid, di gereja, di pura, di
candi bahkan di tempat-tempat yang
dianggap keramat merupakan perwujudan dari
pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap
Tuhan.
Di
alam semesta ini tidak
ada
seorang pun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta
segala-galanya. Bahwa Tuhan Maha Penguasa, Tuhan Maha
Tahu, Tuhan Maha Menentukan,
Tuhan Maha Bijak, Tuhan Maha Kasih dan masih banyak maha lagi sifat
Tuhan, tidak ada yang menyangkal.
b.
Tempat Pemujaan
Masjid, Gereja, Candi, Pura dan lain-lain lagi adalah tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhannya atau yang dianggap Tuhan. Di tempat-tempat itu dianggap Tuhan “berada”. Karena itu orang Islam menamakan masjid “rumah Allah”, maka
wajarlah tempat-tempat
itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dan
karena tempat itu dianggap suci, maka
tidaklah pantas dan tidak wajar bila
tempat- tempat itu dipergunakan untuk segala keperluan, kecuali keperluan untuk
membesarkan nama
Tuhan. Hal ini merupakan bukti akan kemaksimalan bangsa Indonesia pada waktu
itu akan cintanya kepada “Tuhannya”. Banyak pemeluk agama yang berusaha membangun
tempat pemujaan sebesar dan sebagus
mungkin.
c.
Berbagai Seni Sebagai Manifestasi Pemujaan
Seperti dikemukakan di depan cinta
menimbulkan daya
kreatifitas antara lain ialah
mencipta. Dalam seni pahat banyak kita jumpai arca-arca yang
menggambarkan dewa-
dewa atau sesuatu yang dipujanya. Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung
kepada kemampuan penciptanya.
Seni
tari pun ada pula yang bersifat mengagungkan nama Tuhan atau yang dianggap
“tuhan”. Misalnya tari Sanghyang Dedari dan tari Sanghyang Jaran di Bali adalah tarian bersifat keagamaan. Tari itu
hanya ditarikan pada upacara
agama
dan tidak boleh ditonton
oleh para turis, penontonnya sangat terbatas. Lagi pula tarian itu ditarikan
pada dini hari tidak sembarang waktu.
2.5. Belas Kasihan
Dalam cinta sesama
dipergunakan istilah belas kasihan, karena
cinta
disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaannya. Penderitaan ini mengandung arti luas,
mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, dan sebagainya. Jika kata kasihan
atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita oleh
orang
lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman ? Kalau Rahman ada unsur
memberi. Misalnya seseorang memusuhi
kita, tetapi kita tidak membalasnya malahan kita
jadikan dia sebagai teman baik.
Jadi
pengertian Rahmah adalah
kita menaruh perhatian (simpati)
terhadap penderitaan
orang lain, lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi jika kita menaruh rasa simpati kepada orang yang
tidak dalam kesulitan sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan),
maka hal itu disebut
memanjakan. Dalam surat Al Qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas
kasihan kepada orang
lain, karena belas kasihan adalah perbutan orang yang
berbudi. Sedangkan
orang yang berbudi
sangat dipujikan
oleh Allah SWT.
Perbuatan atau sifat menaruh
belas
kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia
mempunyai potensi
untuk berbelas kasihan. Masalahnya
sanggupkah ia menggugah potensi
belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah
oleh Allah SWT. Cinta
adalah persatuan tanpa syarat yang berarti dalam rasa belas kasihan tidak terkandung unsur pamrih. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari
lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang pada pengemis agar mendapatkan pujian, itu berarti tidak ikhlas da nada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat. Cara-cara menumpahkan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, pakaian,
makanan,
dan sebagainya.
2.6. Manusia dan Cinta
Kasih
Hidup tanpa cinta itu kosong. Cinta amat penting dalam kehidupan manusia. Belumlah sempurna hidup seseorang jika dalam hidupnya tidak pernah dihampiri
perasaan cinta. Karena
manusia didunia tidak hanya seorang diri, melainkan selalu melibatkan pihak lain, dengan istilah
cinta tersebut haruslah diartikan,
baik mencintai maupun
dicintai.
Menurut Prof. Dr. Louis Leahy S.J, pada hakikatnya cintalah yang terdapat pada asal
mula
dari hidup, sekurang-kurang rasa cinta akan diri sendiri.
(Louis Leahy :
1984).
Dalam diri setiap manusia
terdapat dua sumber kekuatan yang menggerakkan nya untuk
berbuat termasuk untuk mencintai atau dicintai. Dua sumber kekuatan itu adalah akal dan budi
di satu pihak, dan nafsu dipihak lain. Jadi, perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh
dua sumber, yaitu perasaan cinta yang digerakkan oleh akal budi dan perasaan cinta yang
digerakkan oleh nafsu. Yang pertama disebut cinta sejati (cinta tanpa pamrih), sedangkan yang kedua disebut cinta nafsu (cinta
pamrih).
Oleh Prof. Dr. Louis Leahy S.J, menyatakan bahwa cinta tanpa berpamrih disebut cinta
kebaikan, sedangkan cinta pamrih disebut cinta utilitaris atau yang bermanfaat, artinya, yang mengindahkan
kepentingan diri
sendiri.
Cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia, bukan dorongan suatu kepentingan melainkan atas dasar kesadaran bahwa hakikatnya manusia itu satu. Cinta kasih itu meliputi seluruh dunia, tanpa
melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainya dan tidak mengenal batas waktu. Cinta kasih bersifat abadi, karena ia tidak bergantung
kepada sesuatu yang ada
dan melekat
pada sesuatu yang dicintai. Cinta kasih keberadaannya bukan disebabkan oleh unsur-unsur yang bersifat internal, yang berkembang didalam diri kita masing-masing.
────────────────────────────────────────────────────
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Manusia
pada hakikatnya
tidak akan dapat terpisahkan dari
Cinta
kasih dan
sayang. Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering
juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama
lain.
Cinta dan kasih mengandung arti yang
hampir sama, tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk
mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
Cinta itu
mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta
itu tidak sesuai dengan
apa
yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan
menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
3.2. Saran
Manusia sejatinya tidak bisa hidup tanpa cinta. Layaknya seperti kebutuhan pokok,
cinta
juga ikut turut serta mengisi hidup manusia. Dengan adanya makalah ini
diharapkan semua manusia dapat menebar rasa kasih sayang dan cinta, serta saling
menghargai satu sama lain antar umat manusia di bumi.
────────────────────────────────────────────────────
DAFTAR PUSTAKA
https://drive.google.com/file/d/0BxLp5Cu8p4DyZWhHUm5iWGQ2M28/view
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/10/contoh-makalah-ilmu-budaya-dasar.html?m=1
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Terbuka.
Mastopo, M. Habib. Manusia dan budaya kumpulan Esay: Usaha Nasional, Surabaya. 1990.
Peraturan dalam berkomentar :
☛ UpsS,. Budayakan berkomentar sesudah membaca artikel sob.
☛ Dilarang Menghina, Promosi (Iklan), Menyelipkan Link Aktiv, dsb.
☛ Dilarang berkomentar berbau Porno, Spam, Sara, Politic, Profokasi.
☛ Berkomentarlah yang Sopan,Bijak, dan Sesuai Artikel (Dilarang OOT)
☛ Saya sangat berterima kasih atas semua yang mau berkomentar diblog saya.
☭ Copyright © 2015 - 2016 by Fajar Ramadhan ✓ EmoticonEmoticon