ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN PENDERITAAN
MAKALAH
KELOMPOK 4
DOSEN : Diah Nur Indah Sari , SIKom
KELAS : 1ID 11
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI
ANGGOTA :
· AMIRAH YUMNA AQILAH (30418672)
· DZAHABIYYAH ASIL SHALIHAH (32418133)
· FARHAN AZIZIE (32418512)
· M. SYARIF HIDAYATULLAH (33418912)
· MUHAMAD FARIZ (34418315)
· NADIA ARFIANA (35418121)
· PUJI MULYAWAN (35418609)
· RAJUDIN ( 35418858)
─────────────────────────────────────────────────────────────────
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Penderitaan
2.2.Siksaan
2.3.Kekalutan Mental
2.4.Penderitaan dan Perjuangan
2.5.Penderitaan, Media Massa dan Seniman
2.6.Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia
2.7.Contoh-Contoh Penderitaa dan Penyebabnya
2.8.Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
────────────────────────────────────────────────────
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap
manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Baik itu ringan
atau berat. Hidup tidaklah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk
mengukursebarapa kuat iman kepadanya. Hidup di duniapun tidak selalu menderita,
sedih, ataupun susah. Terkadang saat manusia terlalu terbuai dengan kesenangan
duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan
memberikan cobaan untuknya yang membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang
tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan , jam berapa, menit keberapa, dan
detik keberapa penderitaan akan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya
perlu menjalani hidupnya dengan sebaik baiknya dengan aturan yang berlaku dan
sesuai kepercayaan yang ia anut.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Pengertian Penderitaan.
2. Contoh-contoh penderitaan dan penyebabnya
3. Siksaan.
4. Pengaruh penderitaan terhadap manusia dan kelangsungan hidupnya.
1.3. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan memahami tentang hubungan manusia dengan penderitaan.
2. Untuk memahami berbagai macam penyebab manusia mengalami penderitaan.
3. Untuk memahami apa saja jenis penderitaan yang terjadi pada manusia
─────────────────────────────────────────────────────────────
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penderitaan
Penderitaan adalah bahasa
yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita
berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
penderitaan bisa bersifat lahir dan
bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda – beda.
Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena
tekanan hidup, dan lain lain. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas
penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang
ringan. Akibat penderitaan yang
bermacam-macam.Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan,
ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu,
penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.Penderitaan juga dapat menular dari
seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak
saudara.
Menurut agama
penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan
berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami
kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat
adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia
merasa tertekan jiwanya sampai terkadang
Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan
adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Penderitaan adalah sebuah kata yang
sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Penderitaan itu
ternyata berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri. Atau
disebut juga dengan faktor internal dan
eksternal.
Dalam diri
manusia ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak
segala aktifitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa.
Baik rasa maupun karsa selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah
manusia akan merasa senang atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan
menderita.
Rasa kurang
mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu yaitu rasa
takut. Rasa takut setiap saaat dan setiap tempat dapat muncul. Maka hal itu
merupakan musuh utama manusia (Dr. Orison Sweet Marden)
Sekarang yang paling penting upaya kita untuk
meniadakan rasa takut dan rasa kurang itu Karena keduanya itu termasuk penyakit
batin manusia maka usaha terbaik adalah menyehatkan batin itu. Kita mengetahui
bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan
eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:
Eksternal murni
-yaitu penyebab yang benar-benar berasal dari luar
diri manusia yang bersangkutan.
Eksternal tak murni,
-yaitu penyebabnya tampak dari luar diri manusia,
tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang bersangkutan.
Bila kita mengalami penderitaan maka sikap kita yang
paling jitu adalah "mawas diri". Dengan jalan itu dapat memperoleh
jawaban penderitaan sebagai ujian Allah, sehingga kita menjadi orang yang sabar
dan tawakkal sambil berikhtiar menyingkirkan penderitaan.
2.2.
Siksaan
Penderitaan
biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture)
digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan
kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan
intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan
pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai
suatu cara interogasi untuk mendapatkan
pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau
sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi
suatu pemerintah. Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat
psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
memiliki arti
tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
Kesepian.
merupakan rasa
sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan
orang ramai.
Ketakutan.
adalah sebuah
sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan
batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut
sebagai phobia.
Ada 10 jenis objek yang paling sering ditakuti oleh
manusia atau mereka yang masuk dalam sumber phobia di muka bumi ini.
1. Claustrophobia dan Agoraphobia Ooustrophobia adalah
rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang
disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
2. Takut ular Ini merupakan jenis phobia yang paling
sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan
pada ular dikaitkan pada kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam
liar. Ular sejak dulu dianggap hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa.
Bahkan juga diidentikkan dengan setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia
akan ular ini bersifat evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak
zaman dulu sampai sekarang.
3. Takut laba-laba Ditemukan bahwa kaum perempuan
empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau jijik pada laba-laba
daripada kaum lelaki. Pada studi yang dipublikasikan di jurnal Evolution and
Human Behavior, David Rakison dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh
mengatakan bahwa bayi perempuan usia 11 bulan mampu mengekspresikan ketakutan
begitu melihat gambar laba0laba dan ular, sedangkan bayi lelaki tidak. Teori evolusi mengatakan
bahwa hal itu wajar, sebab kaum perempuan sering bersua laba-laba di rumah,
atau saat mereka menyiapkan makanan di dapur. Sedangkan kaum lelaki cenderung
diajarkan untuk berani pada hewan tersebut ketika berada di alam liar
4. Takut pada orang lain Pernah bertemu orang yang
mukanya memerah saat bicara di depan orang banyak? Berkeringat, susah bicara
atau gagap atau bahkan sampai sakit perut? Itulah ciri-ciri orang yang takut
pada orang lain atau dikenal dengan nama sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang
Amerika dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental
Health. Yang parah, kadang bukan saat
melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita sosialphobia juga kerap
kesulitan makan atau minum di depan orang banyak. Gejalanya baru terlihat
setelah memasuki usia puber.
5. Takut
ketinggian Ini adalah jenis phobia yang juga lumayan banyak penderitanya.
Diperkirakan sebagnyak 3-5% dari seluruh populasi dunia menderita akrophobia,
takut berada di tempat tinggi. Pada riset yang pernah dilakukan, penderita
akrophobia merasa semua tempat tinggi
berjarak lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya
hanya 3 meter, maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek
yang tingginya 6 meter.
6. Takut kegelapan Takut pada kegelapan yang diderita
anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. “Anak -anak mempercayai
imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hantu, penculik, atau
perampok,” jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan direktur Child Study
Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring
dengan bertambahnya usia. Namun jika
hingga usia dewasa kita masih menderita ketakutan pada gelap, maka artinya kita
menderita nyctophobia.
7. Takut kilat
dan halilintar Bagi para penderita phobia ini, suara halilintar dan kilat akan
terasa seperti menghentak jantung,
bahkan membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai
memutuskan pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John
Westefeld, ilmuwan dari University of Iowa. Westefeld melaporkan, dari
surveinya terhadap mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73% menderita ketakutan
ringan pada cuaca. Namun kebanyakan mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka
yang phobia pada kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan
kecemasan.
8. Takut terbang Jangan dikira mereka ini orang udik
yang belum pernah naik pesawat, sebab faktanya sebanyak 25 juta warga Amerika
juga menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah aviophobia, dimana seseorang
sangat takut naik pesawat. Bisa jadi memang sudah sejak lahir begitu, atau ada yang pernah mengalami
kecelakaan pesawat sehingga merasa trauma naik
pesawat lagi, sebab peristiwa mengerikan itu terus terbayang.
9. Takut Anjing
Tidak usah harus anjing besar jenis doberman, anjing yang imut macam pudel pun
ditakuti. Penderita cynophobia ini mengalami rasa takut digigit anjing, bisa
jadi memang pernah digigit atau melihat orang lain digigit anjing, demikian
menurut profesor psikologi Brad Schmidt dari Ohio State University.
10. Takut Dokter Gigi Bukan cuma anak kecil lho yang
takut ke dokter gigi, orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika
ternyata menghindari memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi
parah sekalipun. Rasa takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul
ketika plak gigi dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa menahannya 6
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang
mempunyai teori tentang asal mula dati ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya
dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu,
misalnya pekerjaan baru, kematian dalam
keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan
bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak, tetapi
phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang
dan mantap. Untuk mengatasi phobia yaitu dengan hipnoterapi. mengkondisikan
gelombang otak klien pada gelombang alfa
atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien berada pada gelombang alfa atu theta, maka
semua memori yang pernah terjadi pada diri klien mulai dari janin sampai dia
dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul, itulah kehebatan pikiran
bawah sadar kita yang mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang pernah kita alami. Dengan begitu kita dapat
mengetahui kapan pertama kali klien mengalami kejadian yang membuatnya phobia.
Dengan mengetahui pemicu pertama kalinya klien mengalami phobia, maka hal ini
dapat diatasi dengan mudah.
2.3. Kekalutan Mental
Gejala-gejala
permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1.Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2.Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3.Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi
khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan
pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
4.Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi
social
5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri
sehingga menyebabkan yang bersangkutan
merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
6.Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari adanya
norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap- tahap gangguan jiwa :
1.Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala
kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2.Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu
mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak
menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan
persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3.Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown)
dan yang bersangkutan mengalami gangguan
4.Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan
meningkatnya jumlah penderita penyakit
jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5.Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini
terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil,
mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang
tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan
yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih
parah.
6.Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan
bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga
peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami
gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula
sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan
dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
1.Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental
yang kurang sempurna.
2.Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma
yang berbeda antara yang bersangkutan
dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3.Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan
reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi
dan tampak emosional.
Proses-proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami
seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang
dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya
tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk
tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat
dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin
akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata
derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Sedangkan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan.
2.4.Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan,
baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia
yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk
berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau
menghilangkan sama sekali. Manusia adalah makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi
penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu
kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau
mengamati penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya
sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan
hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak
boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan.
Manusia harus optimis, ia harus berusaha
mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra‟du ayat 11, bahwa
Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang
berusaha merubahnya. Pembebasan dari penderitaaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam
alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya
bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang menentukan hasilnya.
2.5. Penderitaan, media massa, dan seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih
berganti mengisi lembaran koran, layar TV,
pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut
merasakan dari jauh penderitaan manusia.
Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Media
massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk
menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui
karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari
karya tersebut.
2.6. Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup
Manusia
Penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap
positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak
bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Orang yang merasa dirinya
menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak jarang
banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang siksaan
dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang
mengalami kekacuan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak
berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami
kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya
sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya
sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi,
motivasi, atau antusiasme). Terkadang kekalutan mental bisa berujung pada
gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau
mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri.
2.7. Contoh
Contoh Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
-Nasib buruk
penderitaan ini
karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip
buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan
nasib buruk penyebabnya Karena ulah
manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimise merupakan
usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan tersebut.
-Kehilangan orang tua,
setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan
memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah
yang paling sering kita jumpa dan sangat
sedih tentunya.tapi kesedihan karena penderitaan diharapkan tidak berlarut
larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada tuhannya.
-Kemiskinan
Banyak orang yang mederita karena kemiskinan, merasa
tidak pernah cukup dengan apa yang telah
ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa
memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di karena kan kurangnya rasa syukur
manusia atas apa yang telah di berikan oleh tuhan.
-Bencana
Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana
yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan
seringkali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang
diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan. Setiap penderitaan yang
dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun negatif. Sikap
positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan,
melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, menyadari apa yang
telah diperbuat selama hidup, dan penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan.
Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, dan bahkan
selalu menyalahkan Tuhan.
Ada Pula Contoh Siksaan
-Rasa Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat
menderita suatu penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia.
Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat
menghindarkan diri darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter. Penderitaan,
rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan lainnya tak
dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena siksaan, orang merasa
sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau sebaliknya, karena
penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami
penderitaan.
-Neraka
Berbicara
tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam ingatan
kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang hebat. Jelaslah
bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan
yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan rangkaian
sebab-akibat. Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita
berbicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga
berbicara tentang kesalahan. Dalam Al Qur‟an banyak ayat yang berisi tentang
siksaan di neraka atau ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain surat
Al-Fath ayat 6 yang artinya:Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang munafik
laki-laki dan perempuan, oang-orang yang musyik laiki-laki dan perempuan yang
mempunyai persangkaan jahat terhadap
Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka dan
menyediakan neraka Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruknya
tempat kembali.(Q.S. Al-Fath : 60)
Penderitaan dan sebab-sebabnya
-Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan
lingkungan sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk
ini dapat diperbaiki manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain
manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang
menentukan kita hanya bisa menerima,
sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu manusia
dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya dengan cara yang baik pula.
-Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab
Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal
inipun manusia masih dapat berusaha
yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha manusia
mengatasi penderitaan itu.
Pengaruh
penderitaan Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan dapat pengaruh yang
berbeda dari dalam dan luar dirinya.
Diantaranya adalah sikap positif dan negatif:
-Sikap positif : sikap optimis mengatasi penderitaan
hidup bahwa hidup bukan sebuah penderitaan yang panjang untuk dia dan
disekitarnya sendiri.
-Sikap negatif : penyesalan karena tidak bahagia,
sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri
2.8. Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
Sebenarnya penderitaan terjadi tidak hanya
lantaran perang atau karena tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal yang
menyebabkan penderitaan manusia, seperti; bencana alam, musibah atau kecelakan,
penindasan, perbudakan, kemiskinan dan sebagainya. Penderitaan bisa dikatakan sebagai fenomena yang
universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa
penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia zaman sekarang, dimana kebutuhan
dan tuntutan hidup semakin meningkat yang mana akan menimbulkan penderitaan bagi yang tidak mampu untuk
memenuhinya. Akan tetapi penderitaan itu telah ada sejak kelahiran manusia
pertama yaitu nabi Adam. Betapa menderitanya nabi Adam dan Hawa ketika ia harus
meninggalkan surga lantaran tindakannya yang tidak mengikuti perintah Tuhan dan lebih mengikuti nafsunya
dan bujukan syaitan. Selain itu penderitaan sebagai fenomena universal tidak
mengenal perbedaaan manusia. Maksudnya, penderitaan juga bisa dialami oleh
manusia-manusia suci atau nabi dan rasul. Begitu universalnya fenomena
penderitaan maka tidak mengherankan kalau banyak para seniman dan filsuf
mengangkat penderitaan dalam karya-karya seni dan ajaran filsafatnya. Bahkan
bisa dikatakan hampir semua karya seni lahir dari imajinasi penderitaan.
─────────────────────────────────────────────────────────────
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada
hakekatnya penderitaan dan manusia itu berdampingan bahkan penderitaan itu
selalu ada pada setiap manusia karena penderitaan merupakain rangkaian dari
kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalami penderitaan. Penderitaan itu
dapat teratasi tergantung bagaiamana
seseorang menyikapi penderitaan tersebut. Banyak hikmah dan pelajaran yang
dapat diambil dari penderitaan. Tidak semua penderitaan yang dialami oleh
seseorang membawa pengaruh buruk bagi orang yang mengalaminya. Melainkan dengan
penderitaan kita dapat mengetahui kesalahan apa yang telah kita perbuat atau
sebagai media untuk menginstropeksi diri. Karena penderitaan tidak akan muncul
jika tidak ada penyebabnya. Agar manusia tidak mengalami penderitaan yang berat
untuk itu manusia harus bisa menjaga sikap dan perilaku baik kepada sesama
manusia, alam sekitar, maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan kita
menjaga sikap dan perilaku antar sesama manusia, alam sekitar, dan Tuhan Yang
Maha Esa, kita akan hidup dengan nyaman dan tentram tidak ada gangguan dari
siapapun. Selain itu kita harus yakin dan percaya bahwa Tuhan tidak akan
memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya
─────────────────────────────────────────────────────────────
DAFTAR PUSTAKA
· Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma
· Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.
· Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung: Citra Aditya Bakti
· Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1994.Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.
· Hakim, M Arifin. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:Pustaka Satya
· Drs. Djoko Widagdho, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. PT bumi aksara.
· https://www.academia.edu/8334037/ILMU_BUDAYA_DASAR_MANUSIA_DAN_PENDERITAAN
Peraturan dalam berkomentar :
☛ UpsS,. Budayakan berkomentar sesudah membaca artikel sob.
☛ Dilarang Menghina, Promosi (Iklan), Menyelipkan Link Aktiv, dsb.
☛ Dilarang berkomentar berbau Porno, Spam, Sara, Politic, Profokasi.
☛ Berkomentarlah yang Sopan,Bijak, dan Sesuai Artikel (Dilarang OOT)
☛ Saya sangat berterima kasih atas semua yang mau berkomentar diblog saya.
☭ Copyright © 2015 - 2016 by Fajar Ramadhan ✓ EmoticonEmoticon