MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
KELOMPOK 5
DI SUSUN OLEH :
1. Kisam
Agung Pranoto 33418706
2. Muhammad
Rifky Ardiansyah 34418621
3. M.
Rafi Tsaqib Satria Ramadhan 33418909
4. Mutiara
Kisni 35418044
5. Radika
Putra Ariko 35418735
6. Reza
Irawan 36418055
7. Sekar
Ayu Tungga Dewi 36418573
8. Yayang
Dwi Oktaviani 37418414
─────────────────────────────────────────────────────────────────
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat
tuhan yang maha esa yang telah membeikan karunia dan rahmat-Nya sehingga kami
dapat mengerjakan makala ini tepat pada waktu nya. Pembahasan dalam makalah ini adalah “MANUSIA
DAN KEGELISAHAN” Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dengan
kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan, oleh karna itu izinkanlah
kami untuk meminta bantuan kepada semua pihak agar memberikan kritik dan saran
serta pendapat agar makalah ini menjadi lebih baik dimasa yang akan
mendatang.
Dan kami mohon maaf bila dalam
penulisan makalah ini terdapat kata-kata dan bahasa yang kurang benar, dan
penulis juga memohon dukungannya dari semua pihak agar rencana pembuatan
makalah ini dapat berjalan dengan lancar. Atas selesainya makalah
ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
§ Ibu Diah Nurindah Sari selaku pembimbing mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD)
§ Kedua orang tua yang telah
memberi dorongan dan motivasi pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
§ Rekan-rekan mahasiswa/i yang
telah memberi masukan, kritik serta saran untuk menyelesaikan makalah ini,
Akhir kata semoga dengan di
susun makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Tangerang,
17 Oktober 2018
────────────────────────────────────────────────────
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..4
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan
Penulisan……………………………………………………………………4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kegelisahan................................................................................................5
B. Faktor Penyebab Kegelisahan......................................................................................7
C. Cara Mengatasi
Kegelisahan........................................................................................9
D. Bentuk-Bentuk
Kegelisahan…………………………………………………………10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan……………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
────────────────────────────────────────────────────
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam hidupnya
tak lepas dari permasalahan. Manusia dalam hidupnya pasti pernah mengalami
kegelisahan. Gelisah tergolong penyakit batin, penyakit ini dapat
menyerangsiapa saja, dari golongan apa, dan bangsa apapun. Bila dibandingkan
dengan rasa takut, daerah operasinya lebih luas. Sebab orang yang pemberani,
tak mungkin diserang oleh rasa takut. Atau orang yang mempunyai obat penangkal
takut juga tidak akan dijamahnya. Umpama orang yang pernah mengerjakan
perbuatan salah sudah pasti tidak akan takut untuk dituntut. Begitu pula
seorang yang kaya, pasti tidak akan takut kelaparan, dan sebagainya. Tetapi
walaupun benar, kaya, pandai, jujur, dan sebagainya pasti akan dilanda perasaan
gelisah.
Kegelisahan merupakan
rasa kekhawatiran yang ada dalam diri manusia, rasa ini disebabkan karena
kurang tentramnya jiwa seseorang tersebut, atau rasa tidak tenang (tidak sabar)
yang menyebabkan rasa gelisah ini mincul. Pada hakekatnya sebab-sebab
orang gelisah disebabkan karena rasa takut pada hak-haknya. Namun terlepas dari
itu usaha untuk mengatasi kegelisan sangatlah perlu. Yaitu dengan dimulai dari
diri kita sendiri, dengan bersikap tenang dan tidak terbawa pengaruh emosi
dalam jiwa kita. Karena jiwa kita sendirilah yang dapat kita kontrol untuk
terlepas dari rasa kegelisahan.
Kegelisahan yang
sering terjadi pada manusia adalah disaat seseorang pernah melakukan sebuah
perbuatan buruk. Hal ini lah yang membuat seseorang mengalami kegelisahan.
Hatinya tidak tenang, dia merasa cemas. Karena terlalu memikirkan perbuatan
buruk yang sudah dilakukannya. Akhirnya orang tersebut terlihat murung,
menyendiri dan merasa kesepian dan terasing. Oleh karena itu, kami kelompok 7
membuat makalah Ilmu Budaya Dasar tentang “Manusia dan Kegelisahan”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian kegelisahan?
2. Apakah faktor penyebab terjadinya kegelisahan?
3. Bagaimana cara mengatasi kegelisahan?
4. Apa saja bentuk – bentuk kegelisahan?
1.3 Tujuan
Berikut tujuan disusunnya makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian kegelisahan
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kegelisahan
3. Untuk mengetahui cara mengatasi kegelisahan
4. Untuk mengetahui bentuk – bentuk kegelisahan
────────────────────────────────────────────────────
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kegelisahan
§ Penyebab lain
kegelisahan karena adanya kemampuan seseorang untuk membaca dunia dan
mengetahui misteri hidup. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka menjadi
gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka
hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar
dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang
demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisahan murni, yaitu kegelisahan
murni tanpa mengetahui apa penyebabnya. Bentuk- bentuk kegelisahan manusia
berupa keterasingan, kesepian, ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini
silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia.
Tentang perasaan kegelisahan ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi
tiga macam, yaitu :
1.
Kegelisahan Obyektif (Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip
dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh
dari luar atau lingkungan sekitar.
Contoh : Tini
seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina tumbuh
sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh
waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru
seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit ; muntah-muntah disertai buang air.
Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus
dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi
ibunya harus meninggalkannya. Tini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib
anaknya. Pada contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang
diderita oleh ibu Tini adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam
anaknya.
2. Kegelisahan Neurotik (Saraf)
Kegelisahan ini
berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja secara
alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya
yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya. Singkatnya
kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya naluriah.
Contohnya: Kegelisahan
para peserta Indonesia Mencari Bakat ketika akan mengetahui siapa yang
harus pulang pada malam mereka tampil dan kegelisahan murid-murid sekolah
ketika menunggu hasil ujian akhir.
3. Kegelisahan moral
Kegelisahan ini mucul
dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam
ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini
timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau
tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka
melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu
adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka
tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu. Contohnya:
Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait
merasa gelisah.
B. Faktor
Penyebab Kegelisahan
Bukan merupakan sebuah
kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor keluarga
atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua. Bahkan, terkadang
ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat dominan
dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia sampai akhir
hayatnya. Faktor penyebab kegelisahan antara lain:
a.
Dari Dalam
Faktor kegelisan dari
dalam diri seseorang antara lain:
1.
Cinta Diri
Kecintaan seseorang
terhadap dirinya merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah
berlebihan dalam mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan
berbagai macam penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud
cinta diri adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri
sendiri, dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga
ia tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
Ya perhatian yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2. Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits
dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai
akibat kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari)
hikmah-Nya, dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga
akan muncul dari setan yang telah mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya
3. Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu
merupakan salah satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu
adalah orang yang takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas
tentang sebab-sebabnya pada anak-anak.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
5. Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan
tertentu, perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was.
Dengan kata lain, sebagian orang akan menderita was-was lantaran dirinya
merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang, perasaan semacam ini merupakan
akibat dari lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan dalam
mengendalikan diri.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
Tidak diragukan lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa
yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam
diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan
untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah
dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan
agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka
perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.
b.
Kemasyarakatan
Terkadang, dalam
beberapa keadaan, was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita dapat
melihat sebagian gejalanya ketika seseorang melakukan suatu perbuatan yang sama
dengan orang lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini berbeda dengan
dimana anak-anak mewarisinya dari ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti
perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan mereka yang salah serta
berteman dengan segala penderita penyakit tersebut akan menyebabkan terjadinya
kontradiksi yang dibencinya dan membantu proses transfer penyakit tersebut dari
satu orang kepada orang lain.
C. Cara
Mengatasi Kegelisahan
Cara yang digunakan
dalam mengatasi kegelisahan:
· Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.
· Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
· Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya
D. Bentuk-bentuk
kegelisahan
Bentuk bentuk
kegelisahan antara lain:
a) Keterasingan
Keterasingan berasal
dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri,
tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan,
terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal
yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau
terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang
jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup
manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki sifat
universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan
manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami keterasingan
ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh : Murni
gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir mudik bergantian
datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar berita ia mendapat
“kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan tak ada kawan yang
hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia menyembunyikan diri di
kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.
Sebab – sebab keterasingan
Bila kita
memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawan-kawannya, hidup
menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang melanggar moral. Jadi,
sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
Ø
Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, antara lain
mencuri, bersikap angkuh atau sombong.Sikap dan perbuatan seseorang tidaklah
mesti sesuai dengan aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang
beragam seperti masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini berkembang
bisa diduga akan timbul jarak antara orang satu dengan lainnya. Ketidaksesuaian
ini bisa jadi timbul lantaran seseorang menampakkan sikap dan perbuatan yang di
mata orang lain negatif seperti misalnya sombong, menganggap dirinya
lebih tinggi, angkuh, kaku, pemarah, dan semacamnya.Sikap yang sejenis dengan
angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap
seperti itu menjauhkan kawan dan mendekatkan lawan. Orang segan berkawan dengan
orang yang bersikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin atau konflik
fisik.
Ø
Sikap rendah diri.
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah
sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya
selalu atau tidak berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di
hadapan orang lain. Sikap ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain
yang menganggap dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga
tidak baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan antara lain
kemungkinan cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan
karena kesalahan perbuatannya.
o
Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik tidak perlu membuat hidup terasing
karena itu adalah kehendak Tuhan. Namun, seringkali manusia memiliki jalan
pikiran yang berbeda. Erasa malu anak atau cucunya cacat fisik, maka
disingkirkannya anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.
o
Keterasingan karena sosial-ekonomi
Ekonomi kuat atau
lemah adalah anugerah Tuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan dan tidak
boleh pula merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang minim. Namun dalam
kenyataan lain keadaannya, orang-orang yang tergolong lemah ekonominya
seringkali merasa rendah diri. Akibatnya orang-orang kaya sering membanggakan
kekayaannya, meskipun tanpa disengaja.
o
Keterasingan karena rendah pendidikan
Banyak juga orang yang
merasa rendah diri karena rendah pendidikannya dan tidak dapat mengikuti jalan
pikiran orang yang berpendidikan tinggi dan banyak pengalaman.Dalam pergaulan
orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang berpengalaman biasanya
menyendiri, mengasingkan diri karena merasa sulit menempatkan diri. Ingin
bertanya takut salah,juga takut ditanya, takut jawabannya tidak benar. Akibatnya
ia menjauhkan diri dari pergaulan.Akan tetapi, orang seperti itu masih lebih
baik dari pada mereka yang berlagak pintar dan akhirnya menjadi bahan
tertawaan.
Contoh :
Akil yang merasa
berpendidikan rendah, tidak mau bercakap-cakap dengan tamu dalam pertemuan itu.
Apalagi tamu-tamu itu sebentar-sebentar mempergunakan bahasa asing yang belum
pernah didengarkannya. Ia merasa makin takut meskipun pakiannya tidak kalah
dengan mereka karena pendidikan dan pengalamannya jauh lebih rendah dari
mereka. Karena itu ia menghindarkan diri dan menyendiri saja.
o
Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup
dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit, bila melihat
orang, mukanya ditutupi. Itu semua akibat dari perbuatannya, yang tidak bisa
diterima oleh masyarakat lingkungannya. Banyak perbuatan yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat.
Contoh :
Selama ini Tn. Adi terkenal sebagai orang
terhormat. Semua penduduk di wilayahnya mengenal siapa Tn. Adi, pegawai tinggi
suatu instansi, ramah, dan dermawan. Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa
Tn. Adi tersangkut korupsi milyaran. Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak
pernah keluar, apalagi bergaul. Setiap ada undangan tidak pernah datang. Ia
mengurung diri di rumah, hidup dalam keterasingan.
Ø
Takut kehilangan hak.
Contoh : orang mempunyai sifat pemarah,
sebentar-bentar menantang orang dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap
lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah musyawarah, akibatnya semua
teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya, sehingga ia terasing dari
pergaulan. Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam keterasingan
karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa takut
kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga bila ada
orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.
Ø
Kerinduan.
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula
oleh rasa kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga, teman,
suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila
seseorang yang berada jauh dari keluarga akan merasakan kerinduan yang
begitu hebat terhadap keluarganya. Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran
kalau kemudian yang bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya
mampu memenuhi kebutuhannya.
v
Usaha-usaha untuk mengatasi keterasingan
Keterasingan biasanya terjadi karena sikap
sombong, angkuh, pemarah, kaku, rendah diri, atau karena perbuatan yang
melanggar norma hukum. Untuk mengatasi keterasingan ini diperlukan kesadaran
yang tinggi. Orang bersikap demikian karena menganggap semua yang mereka
lakukan adalah benar. Lain halnya dengan orang yang rendah diri. Orang
yang mempunyai sifat ini biasanya sadar akan kekurangannya. Untuk meningkatkan
harga diri, ia harus banyak belajar dan bergaul. Pergaulan itu dilakukan
sedikit demi sedikit dan terus meningkat, sehingga akhirnya menjadi biasa.
b) Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya
sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu,
tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan
sepi atau hal sepi. Contoh :
1.
Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri,
ibu Hadi merasa kesepian.
2.
Setelah tembakan gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi.
Orang-orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
3.
Karena pak Parman dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah
keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi, tamu kurang
sekali.
Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena
kesepian merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian
ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian.
Salah satunya adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih
senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang
hidup sendiri. Contoh :Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan
istana, tempat kemewahan, keramaian, dan keindahan. Karena frustasi menyaksikan
kontradiksi keadaan diluar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan
istana dan pergi ke hutan ke tempat yang lebih sunyi untuk mencari hakikat
hidup.
Bila kita perhatikan
sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian hampir serupa, tetapi
sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada hubungannya. Perbedaan antara
keduanya hanya terletak pada sebab akibat. Kesepian merupakan akibat dari
keterasingan dan keterasingan sebagai akibat sombong, angkuh, kaku, keras
kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan. Akibatnya, orang yang dijauhi
itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga mereka merasa
kesepian.
c) Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti
artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak
searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak
dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh berbagai
sebab, yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau
ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah
mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika
anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu
menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
v
Sebab sebab ketidakpastian
Menurut Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan
Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang tak dapat berpikir dengan pasti.
Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu
adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang
hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh
penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan
dia. Contoh :Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat berpikir
olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin
menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie adalah rasa ketakutan yang
tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu hal atau kejadian,
tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut terhadap
tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki.
Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi
ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya,
sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh :Keinginannya
mengambil barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya,
dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria ialah neurose jiwa yang disebabkan
oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan
syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang
lain. Contoh : Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari
melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah
dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia
beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan pikiran
yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal
sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :
·
Delusi persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di
sekitarnya. Akibatnya, banyak orang menjauhinya.
·
Delusi keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar.
Orang seperti ini biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak
penting. Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi
persekusi.
·
Delusi melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa.
Hal ini dapat mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens.,
hilangnya kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia
kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu
yang belum pernah dialami..
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para
prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti
diri, orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami
oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi,
orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan
sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat
menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan
sendiri). Contoh :Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia
makin banyak minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
7. Keadaan
emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat
dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya,
ia akan mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat,
keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga
terlalu gembira dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian,
menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan
menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh,
tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti
ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan baik.
Untuk mengatasi atau
menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu mencari penyebabnya. Andaikata telah
diketahui penyebabnya, namun kekacauan pikiran tersebut tidak hilang, penderita
perlu diajak ke psikolog.
────────────────────────────────────────────────────
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
uraian pembahasan mengenai MANUSIA dan KEGELISAHANyang
telah kami jelaskan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan
bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan segala
latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah
sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Yang demikian ini boleh jadi
sangat wajar mengingat manusia mempunyai hati dan perasaan.
Sumber
dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak ikhlas). Kedua hal
ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik yang juga
memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah kegelisahan.
Adapun
bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian
mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain. Keterasingan
dalam satu dan lain kesempatan bisa membuahkan kegelisahan. Dan sebaliknya,
kegelisahan yang begitu hebat bisa saja menimbulkan keterasingan. Kemudian dari
keterasingan yang dialami seseorang bisa saja menciptakan kondisi
kesepian dan karena kesepian itupun bisa saja menimbulkan ketidakpastian.
Keterasingan bisa jadi merupakan perilaku sosiopatik dan sikap apatis
yang tidak menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan tidak
bisa hidup sendiri.Untuk mengatasi kegelisahan yang dialami manusia, cara yang
paling ampuh adalah kita dituntut untuk berpikir positif, kembalikan semuanya
kepada Allah SWT dan selalu mengingat nya.
────────────────────────────────────────────────────
DAFTAR PUSTAKA
http://mi.scribd.com/doc/3039466/Manusaia-Kegelisahan-Dan-Harapan
http://ilovemygoogle.wordpress.com/2012/06/13/tugas-softskill-ilmu-budaya-dasar
Pustaka setia,Buku IBD (Ilmu
Budaya Dasar).Drs.H.Ahmad Mustofa
http://manusiadankegelisahan77.blogspot.com/
Demikianlah ulasan dari
makalah IBD yang berjudul Manusia dan Kegelisahan.
Semoga dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca
sekalian. Jangan lupa untuk tinggalkan komentar kalian jika ada yang kurang
jelas.
Peraturan dalam berkomentar :
☛ UpsS,. Budayakan berkomentar sesudah membaca artikel sob.
☛ Dilarang Menghina, Promosi (Iklan), Menyelipkan Link Aktiv, dsb.
☛ Dilarang berkomentar berbau Porno, Spam, Sara, Politic, Profokasi.
☛ Berkomentarlah yang Sopan,Bijak, dan Sesuai Artikel (Dilarang OOT)
☛ Saya sangat berterima kasih atas semua yang mau berkomentar diblog saya.
☭ Copyright © 2015 - 2016 by Fajar Ramadhan ✓ EmoticonEmoticon