Makalah Ilmu Budaya Dasar Manusia dan Harapan


MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
“Manusia dan Harapan”



                                                      
Disusun oleh :
                          NAMA :                                                                                  NPM :                 
1.      BASUDEWO RIDHO ELANDAHA                                31418363                   
2.      CINDY INDRIANI PRATIWI                                          31418561                   
3.      FRAMESTHI ALLIDA HASBI                                        32418806                   
4.      GILANG FAJAR RAMADHON                                      32418919                   
5.      MUCHAMMAD FUAD ARDIYANTO                           34418270                   
6.      NUFIKHA FISH SHUURI                                               35418388                   
7.      PATRICIA SAHIRA                                                         35418548                   
8.      RACHMAD HIDAYATULLAH                                       35418715








FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018/2019



────────────────────────────────────────────────────────────




KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hudayah-Nya saya dapatkan menyelesaikan makalah tentang Manusia  dan Harapan dengan baik, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar  yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
    Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan saya mengenai unsur unsur yang ada pada novel. Saya juga menyadari sepenuhnnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
    Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekira laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.




                                                                                                                   Tangerang,17 Oktober 2018



                                                                                                            Penyusun



────────────────────────────────────────────────────




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………….
1.2  Tujuan………………………………………………………………………………..
1.3  Rumusan Masalah………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Manusia dan Harapan……………………………………..
2.2  Sebab Manusia mempunyai harapan…………………………………
2.3  Berbagai cara untuk mencapai Harapan…………………………….
2.4  Macam-macam Harapan……………………………………………………
2.5  Kepercayaan………………………………………………………………………
2.6  Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkannya………………
2.7  Pengertian Do’a………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP
3.1  KESIMPULAN……………………………………………………………………..
3.2  SARAN……………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….




\────────────────────────────────────────────────────────────

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    LATAR BELAKANG
         Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
         Harapan juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa terwujud, maka manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan. Harapan dan kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia karena setiap manusia mempunyai harapan dan kepercayaan kepada Allah SWT.

1.2    TUJUAN PEMBAHASAN
         Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk menjelaskan pengertian dari manusia, menjelaskan pengertian harapan, menjelaskan hubungan antara manusia dan harapan, menjelaskan penyebab memiliki harapan, dan menjelaskan hubungan antara harapan dan kepercayaan.

1.3    RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian dari Manusia itu ?
Apakah pengertian dari Harapan itu ?
Apa hubungan antara manusia dan harapan ?
Apa sebab manusia memiliki harapan ?
Apa hubungan antara harapan dan kepercayaan ?




────────────────────────────────────────────────────────────


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     PENGERTIAN MANUSIA DAN HARAPAN

§  PENGERTIAN MANUSIA
         Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
         Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

§  PENGERTIAN HARAPAN
         Harapan berasal dari kata harap. Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap orang yang datangnya merupakan karunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada Allah SWT.
         Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
         Setiap orang mempunyai berbagai cara untuk memenuhi harapannya atau keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor lingkungan sosial, ekonomi, pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat berakibat buruk pada diri sendiri.
         Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan berpikir positif yang merupakan salah satu cara proses sistematis dalam psikolog untuk menangkal pikiran negatif atau berpikir pesimis.


§  MANUSIA DAN HARAPAN
         Harapan dalam kehidupan manusia merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu terjadi atau terwujud.
                 Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan terjadi.
         Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya pun akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka harapannya juga akan sempit.
         Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Harapan apa yang baik
2.      Bagaimana cara mencapai harapan itu
3.      Bagaiman bila harapan tidak tercapai
         Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan terwujud.

2.2    SEBAB MANUSIA MEMILIKI HARAPAN
         Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya.
         Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1.     Dorongan Kodrat
         Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya : menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan. Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan.
          Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.
2.     Dorongan Kebutuhan Hidup
         Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan.
         Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 

2.3    BERBAGAI CARA UNTUK MENCAPAI HARAPAN


1. Kenali diri anda sendiri

Ok jadi sebelum anda menentukan impian anda tersebut, pertama kenali dulu diri anda sendiri, di sini maksudnya anda harus mengetahui apakah yang menjadi kelebihan dan kekurangan anda. Anda harus menggali potensi yang anda miliki dan berusaha untuk bisa menerima kelemahan yang anda miliki dan berusaha untuk memperbaikinya selama masih mungkin.

Terkadang kita memiliki kekurangan yang sudah tidak bisa kita rubah lagi, mungkin ini kondisi yang membuat anda benar2 depresi, tetapi di balik kekurangan pasti seseorang itu memiliki kelebihan yang belum mereka sadari saja. Jadi untuk menyikapi kekurangan itu tadi kita harus belajar untuk ikhlas dan tawakal, tinggal bagaimana kita bisa mencari sesuatu yang menjadi kelebihan kita dan terus mengembangkanya sampai maksimal.


2. Berani membuat impian

Selanjutnya beranikan diri anda untuk membuat sebuah impian ataupun harapan yang ingin anda capai, harapan ini bukan hanya sekedar khayalan yang tidak mungkin anda wujudkan, tetapi ini adalah harapan nyata dari anda yang ke depannya akan anda wujudkan. Harapan ini lah yang merupakan tujuan hidup anda ke depannya nanti karena harapan ini anda buat untuk bisa anda wujudkan jadi bukan cuma omong kosong dan khayalan semu saja. Mulai sekarang tentukanlah harapan anda untuk ke depannya nanti yang bisa memotivasi anda untuk bisa mewujudkanya.


3. Fokus dan Konsisten mencapai tujuan

Nah setelah anda menentukan harapan anda tadi, sekarang anda perlu untuk menyusun rencana ataupun strategi untuk mencapai tujuan anda tadi. Dan rencana yang telah anda buat itu bukan hanya sekedar ucapan ataupun angan2 saja, tetapi rencana tersebut harus anda terapkan dalam tindakan nyata.

"tidak akan ada hasil jika anda tidak berusaha, karena orang berusaha pun belum tentu berhasil". Jadi di sini tekad anda harus bulat, dan berusaha semaksimal mungkin dan tidak secara setengah2 karena usaha tidak maksimal pun hasilnya juga tidak maksimal. Selain itu kita juga harus tetap konsisten dengan usaha apa yang kita lakukan, jadi jangan sekali2 patah semangat dan berhenti berusaha, ketika anda patah semangat ingatlah kembali hal2 yang bisa membuat anda kembali bangkit mungkin misalnya dukungan dari orang tua, teman, keluarga atau yang lainnya dan mungkin anda harus selalu mengingat tujuan anda tersebut. Jadi intinya terus berusaha dan jangan menyerah.


4. Rajinlah berlatih dan kembangkan diri anda

Di sini maksudnya anda dituntut untuk bisa terus menjadi lebih baik dari sebelumnya. Jadi jangan puas dengan kondisi anda yang sekarang, teruslah berlatih dan mengasah kemampuan diri anda agar anda bisa menjadi orang yang lebih baik lagi.

Seorang atlit yang rajin berlatih suatu saat ia akan memenangkan perlombaan, tetapi atlit yang malas berlatih pasti ia tidak akan bisa memenangkan perlombaan. Mulai sekarang biasakan diri anda untuk giat berlatih dan terus asah kemampuan anda agar nantinya anda berhasil. Misalnya ketika anda ingin bisa berenang maka biasakan diri anda untuk berlatih berenang, ketika anda ingin bisa berbicara di depan umum maka biasakan diri anda untuk berlatih berbicara di depan umum.


5. Belajar dari pengalaman orang sukses

Kita juga harus bisa belajar dari pengalaman. Sebelum kita belajar dari pengalaman orang lain, sudahkah anda belajar dari pengalaman sendiri??

Ada orang yang bilang "pengalaman adalah guru terbaik". Ada seorang pengusaha berhasil yang dia bahkan tidak sekolah, tetapi dia belajar banyak dari pengalaman yang dia dapat dan juga belajar dari pengalaman orang lain. Jadi ketika anda melakukan kesalahan maka pelajarilah mangapa anda bisa salah dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan lagi, dan ketika anda berhasil maka pelajarilah hal yang bisa membuat anda berhasil dan gunakan hal itu untuk membuat anda kembali berhasil. Lalu lihatlah pengalama dari orang yang kita anggap sukses, belajarlah dari proses yang ia lalui sehingga ia bisa berhasil, jadi jangan lihat hasilnya tetapi lihatlah prosesnya. Tanyakan atau amati pencapaian apa yang telah ia lakukan dan pelajari lah bagaimana ia bisa mencapainya. Dengan belajar dari pengalaman orang lain, kita bisa mendapat banyak manfaar untuk diri kita sendiri.


6. Rajin berdoa dan memperkuat iman

Ada orang yang pernah bilang "manusia hanya bisa berusaha tetapi Tuhan yang menentukan". Menurut anda bagaimanakah pernyataan tersebut??

Jadi intinya kita jangan pernah berhenti mencoba dan juga selalu ingat kalau Tuhan itu ada di belakang kita dan akan terus mendampingi dan mensupport kita sampai kita berhasil. Oleh sebab itu, tingkatkan terus amal dan ibadah kita karena mudah2an Tuhan memberikan kemudahan bagi kita semua dan bisa menguatkan kita dalam kondisi apapun termasuk saat kita jatuh terpuruk kita tetap kuat untuk kembali bangkit, karena orang2 sukses pasti akan selalu mengingat Tuhannya.

Jadi katakan seperti ini ketika anda berhasil "saya cuma kebetulan berhasil saja, semuanya Tuhan yang mengerjakan dan menghendaki keberhasilan saya".


7. Tingkatkan Kreatifitas

Tentunya untuk menghadapi masalah dan rintangan2 yang semakin hari akan semakin rumit dan berbeda dari yang pernah kita hadapi sebelumnya maka berusahalah untuk berpikir kreatif untuk bisa menemukan kesempatan2 baru dan solusi yang tepat untuk bisa melewati rintangan yang menghadang tersebut. Cobalah untuk melakukan hal2 yang baru dan teruslah berkreasi dengan potensi yang kita miliki ini untuk bisa mencapai atau memenuhi target yang kita inginkan. Dan selalu rencanakan hal yang akan kita lakukan dengan baik, bila yang kita lakukan tidak efektif maka coba pikirkan hal2 lain yang tentunya bisa lebih membantu kita dalam mewujudkan tujuan. Jadi intinya tingkatkan kreatifitas kita untuk melakukan sesuatu dan lakukan banyak perubahan agar yang kita lakukan tidak terasa membosankan sehingga kita tetap bisa konsisten dalam mencapai harapan tersebut.


2.4     MACAM-MACAM HARAPAN
         Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu :
1.      Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir. Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis; ia telah mengharapkan diberi makan/ minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia.
Sandang, semula hanya berupa perlindungan/kemanan, untuk melindungi dirinya dan cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan kemanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai tempat berlindung, dan panas, gelap, dan sebagainya. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperolleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan, harapan apa yang diinginkan : pangan, sandang dan papan yang layak terpenuhi.

2.      Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang anak lahir ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin dilindungi.
Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan moral bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.

3.      Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love)
Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban. Karena itu tidak jarang anak-anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibu. "Ibu ini kok menganggap Reny masih kecil raja, semua diatur!" Itu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.

4.      Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status)
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Manusia yang lahir di bumi ini tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya, status dalam keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga diri, dan sebagainya.

5.      Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

2.5    KEPERCAYAAN
         Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap sebagai wahyu dari Allah SWT. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
         Harapan dan kepercayaan saling melengkapi. Karena dalam memenuhi atau mewujudkan harapan, manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan berusaha dan berdo’a sungguh-sungguh  kepada Allah SWT serta mempercayai adanya Allah SWT, harapan akan terwujud dan terpenuhi.
·        Jenis – jenis Kepercayaan
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia. Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

1.   Kepercayaan Pada Diri Sendiri

Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.   Kepercayaan Kepada Orang Lain

Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena ucapannya”.

3.   Kepercayaan Kepada Tuhan

 

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka manusia harus percaya kepada Tuhan.
§  Contoh kasus kepercayaan kepada Allah
Contoh kasus kepercayaan kepada Allah. percaya berarti membenarkan hal yang menyangkut dengan hal tersebut. sebagai bukti dari kepercayaan kepada Allah kita wajib shalat 5 waktu dan menjalankan Puasa di Bulan Ramadhan. Kita juga wajib menjalankan perintah yang di larang dan yang wajib untuk di lakukan, Contoh yang wajib di jauhi, Alkohol karena bisa merusak tubuh kita , jauhi makanan hewani yang buas, dan masih banyak lagi. Contoh yang wajib di lakukan, Contohnya kita memakan makanan yang wajib untuk di makan seperti Ayam, Bebek dan sebagainya


§  Analisis kasus kepercayaan kepada Allah :
Jadi , menurut pendapat saya kita sebagai beragama Muslim kita sangat wajib Shalat 5 waktu karena itu sudah kewajiban bagi kita semua, dan menjalankan Puasa di bulan Ramadhan itu sangat penting juga untuk kesehatan kita, Keuntungan kita berpuasa adalah bisa menjauhi dari yang namanya penyakit, dan bisa juga membuat badan kita Kuat.
Selanjutnya kita juga wajib menjauhi Alkohol karena itu sangat tidak baik bagi kesehatan, bisa membuat badan kita sakit, dan lain sebagainya. Kita juga sangat penting menjauhi makanan hewani yang buas , karena menurut penelitian daging (maaf) Babi mengandung cacing dan kotoran kotoran di dalam daging tersebut, dan makanan itu masih banyak.

2.6      KEPERCAYAAN DAN USAHA UNTUK MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Dimana halnya kita yakin bahwa yang kita percaya itu pasti benar. Karena keyakinan terhadap kebenaran itulah yang menimbulkan sebuah kepercayaan. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya kepercayaan dibedakan beberapa jenis. Yakni ; kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain, dan kepercayaan kepada TUHAN.

Sebuah kepercayaan lama kelamaan bakal hilang atau pudar dari keyakinan kita, jika kita tidak melakukan suatu usaha untuk meningkatkan kepercayaan tersebut.

Menurut pendapat saya, untuk meningkatkan suatu kepercayaan dibutuhkan usaha terhadap kepercayaan itu sendiri. Sebagai contoh :

1.      Kepercayaan pada diri sendiri dapat ditingkatkan dengan berusaha meningkatkan kemampuan manusia itu sendiri, jasmani dan rohani, serta kemampuan berpikir.
2.      Kepercayaan pada orang lain, dengan meningkatkan jiwa sosial, menanamkan sifat saling membutuhkan dan menghargai orang lain, bertutur kata sopan santun sehingga lebih dihargai orang lain.
3.      Kepercayaan kepada TUHAN, dengan memperbanyak berdoa dan meninggkatkan ibadah sehingga dapat menenangkan hati dan pikiran, serta dapat mendekatkan diri kita kepada allah.




2.7      PENGERTIAN DO’A

Doa adalah permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya.
Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan
tercapainya sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.

Doa dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila di sertai keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam kelapangan.
Dalam Al-Qur’an Allah telah menegaskan : “Dan bersabarlah kamu bersama- sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28).

Al-Qur’an juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af : 55-56).



Pengertian doa bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah ibarat mustaka dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta permohonan pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari segala musibah serta meraih keselamatan abadi.
Menurut pendapat saya, bahwa doa memiliki tujuan yang sama seperti halnya harapan, yakni ; sama-sama menginginkan sesuatu hal yg belum tercapai. Dan memiliki perbedaan arah tujuan, yakni ; doa mengarahkan tujuan itu kepada allah, sedangkan harapan mengarahkan tujuan ke diri sendiri.



 ────────────────────────────────────────────────────────────


BAB III
PENUTUP
3.1    KESIMPULAN
        Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
        Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
        Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdo’a.

3.2    SARAN
          Dalam setiap kehidupan manusia yang pastinya mempunyai harapan, kita tidak boleh menyerah untuk mewujudkan harapan tersebut. Karena harapan dan keinginan itu lah yang membuat hidup kita menjadi berarti di dunia ini, yang terus memberikan dorongan agar kita tetap melakukan dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
          Selain itu kita juga harus berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah SWT, yaitu dengan berusaha dan berdo’a yang seimbang. Dan diharapkan kita dapat mewujudkan apa yang kita inginkan dengan tetap berada dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan tidak merugikan orang lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita jika harapan yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus asa untuk selalu terus mecoba.



 ────────────────────────────────────────────────────────────


DAFTAR PUSTAKA

http://herbowowisnu.blogspot.com/2015/05/makalah-manusia-dan-harapan.html
http://antusiasina.blogspot.com/2014/01/makalah-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html
http://lesskreatif.blogspot.com/2011/10/tips-mewujudkan-impianharapan.html
http://rahmanfadhli.blogspot.com/2016/06/manusia-harapan-dan-cita-cita.html


Sobat sedang membaca artikel tentang Makalah Ilmu Budaya Dasar Manusia dan Harapan. Oleh Fajar Ramadhan , Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

۝ Peraturan dalam berkomentar :
☛ UpsS,. Budayakan berkomentar sesudah membaca artikel sob.
☛ Dilarang Menghina, Promosi (Iklan), Menyelipkan Link Aktiv, dsb.
☛ Dilarang berkomentar berbau Porno, Spam, Sara, Politic, Profokasi.
☛ Berkomentarlah yang Sopan,Bijak, dan Sesuai Artikel (Dilarang OOT)
☛ Saya sangat berterima kasih atas semua yang mau berkomentar diblog saya.

☭ Copyright © 2015 - 2016 by Fajar Ramadhan ✓ EmoticonEmoticon